CREW UPTD PUSKESMAS PANGKALAN

MOTTO UPTD PUSKESMAS PANGKALAN "ANDA SEHAT KAMI SEMANGAT"

CREW UPTD PUSKESMAS PANGKALAN

SELALU MENGEDEPANKAN NILAI "TERUBUK" (TANGGUNG JAWAB,EFEKTIF,RAJIN,ULET,BERDEDIKASI,USAHA,KOMITMEN)

PONED UPTD PUSKESMAS PANGKALAN-KARAWANG

LAYANAN PERSALINAN 24 JAM PUSKESMAS PANGKALAN

CREW UPTD PUSKESMAS PANGKALAN

SELALU SEMANGAT MELAYANI MASYARAKAT.

GERAKAN REMAJA SEHAT, KEREN DAN CERDAS (GRES KECE) DI SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KECAMATAN PANGKALAN

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Sesuai rekomendasi WHO tahun 2011, upaya penanggulangan anemia pada rematri dan WUS difokuskan pada kegiatan promosi dan pencegahan, yaitu peningkatan konsumsi makanan kaya zat besi, suplementasi TTD, serta peningkatan fortifikasi bahan pangan dengan zat besi dan asam folat. Organisasi profesi dan sektor swasta diharapkan dapat berkontribusi mendukung kegiatan komprehensif Promotif dan Preventif untuk menurunkan prevalensi anemia pada  rematri dan WUS.

Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak,  melainkan juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai usia dewasa. Timbulnya masalah gizi pada anak usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu, termasuk rematri.

Rematri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan stunting. Anemia gizi besi menjadi salah satu penyebab utama anemia, diantaranya karena asupan makanan sumber zat besi yang kurang. Rematri pada masa pubertas sangat berisiko mengalami anemia gizi besi. Hal ini disebabkan banyaknya zat besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi, dimana zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan perkembangan. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi meningkat tiga kali lipat karena terjadi peningkatan jumlah sel darah merah ibu untuk memenuhi kebutuhan pembentukan plasenta dan pertumbuhan janin. Suplementasi zat besi berkaitan secara signifikan dengan penurunan risiko anemia [WHO, 2011; 2016].

PELATIHAN TIM PELAKSANA DALAM PENYIAPAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BERBASIS PANGAN LOKAL BAGI IBU HAMIL DAN BALITA DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING

Pembangunan sumber daya manusia berkualitas merupakan amanat prioritas pembangunan nasional. Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu untuk keberhasilan pembangunan sumber daya manusia. Ibu hamil dan Balita merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapat perhatian khusus, karena dampak jangka panjang yang ditimbulkan apabila mengalami kekurangan gizi. Selain itu, usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan rawan terhadap kekurangan gizi. Begitu pula dengan Ibu hamil, apabila Ibu hamil mengalami kekurangan gizi akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin yang berisiko untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan atau
stunting.

Masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 prevalensi balita wasting sebesar 7,7% dan Balita stunting 21,6%. Sedangkan data Riskesdas (2018) menunjukkan prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 14,1%, sedangkan pada Ibu hamil sebesar 17.3%. Selain itu prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 48,9%. Masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan asupan makanan bergizi dan atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi. Pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap akses makanan bergizi dan layanan kesehatan.

Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014, masih terdapat 48,9% Balita memiliki asupan energi yang kurang dibanding Angka Kecukupan Energi yang dianjurkan (70%- <100% AKE) dan 6,8% Balita memiliki asupan energi yang sangat kurang (<70% AKE). Selain itu, 23,6% balita memiliki asupan protein yang kurang dibandingkan Angka Kecukupan Protein yang dianjurkan (<80% AKP). Selain kurangnya asupan energi dan protein, jenis makanan yang diberikan pada Balita juga kurang beragam. Berdasarkan SSGI 2021, proporsi makan beragam pada baduta sebesar 52,5%. Infeksi pada balita juga cukup tinggi, yaitu proporsi Balita mengalami diare sebesar 9,8% dan ISPA sebesar 24,1% (SSGI 2021). Sementara itu, lebih dari separuh Ibu hamil memiliki asupan energi sangat kurang (<70% angka kecukupan energi) dan sekitar separuh Ibu hamil juga mengalami kekurangan asupan protein (<80% angka kecukupan yang dianjurkan). Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi pada Ibu hamil juga dilakukan melalui Antenatal Care Terpadu (ANC Terpadu). Berdasarkan Riskesdas 2013 dan 2018, cakupan pelayanan ANC Ibu hamil (K4) cenderung meningkat yaitu dari 70% menjadi 74,1%. Untuk mencapai target 100% pada tahun 2024, cakupan pelayanan ANC masih perlu ditingkatkan.

Maka dari itu, kami UPTD Puskesmas Pangkalan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mengadakan pelatihan tim pelaksana pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita yang mempunyai permasalahan gizi agar segera tertangani dan tidak berdampak pada resiko terjadinya stunting dikemudian hari. kami bersama lintas sektor (Muspika, Pemerintahan Desa dan seluruh instansi/UPTD dan Kader Posyandu) se-kecamatan pangkalan berkomitmen untuk bersama-sama melakukan yang terbaik untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kecamatan pangkalan dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting.

PEMBINAAN KESEHATAN PESANTREN TAHFIZH DARUL QUR'AN DESA CINTAASIH

Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara 
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan 
bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh 
pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diartikan 
bahwa kesehatan merupakan salah satu hak asasi 
yang fundamental bagi setiap penduduk. Selain 
sebagai hak asasi, kesehatan juga merupakan 
investasi. Untuk itu, mengingat kesehatan 
merupakan tanggung jawab bersama, maka perlu 
diperjuangkan oleh berbagai pihak bukan hanya 
jajaran kesehatan semata. Hal ini sejalan dengan 
Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 
2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa 
setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, 
mempertahankan, dan meningkatkan derajat 
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.Kesehatan merupakan salah satu di antara 
tiga faktor utama yang mempengaruhi Indeks 
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human 
Development Index (HDI), selain pendidikan 
dan pendapatan (tingkat daya beli masyarakat). 
POS KESEHATAN PONDOK PESANTREN 
(POSKESTREN)
1. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan 
keagamaan Islam yang berbasis masyarakat 
baik sebagai satuan pendidikan dan/atau 
sebagai wadah penyelenggara pendidikan.
2. Unsur-unsur pondok pesantren terdiri atas 
kiai, ustad atau sebutan lain yang sejenis, 
santri, pondok atau asrama, dan masjid atau 
musala serta penyelenggaraan pengajian kitab 
kuning.
3. Pos Kesehatan Pesantren, yang selanjutnya 
disebut Poskestren merupakan salah satu 
wujud UKBM di lingkungan pondok pesantren, 
dengan prinsip dari, oleh dan warga pondok 
pesantren, yang mengutamakan pelayanan 
promotif (peningkatan) dan preventif 
(pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif 
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan 
kesehatan), dengan binaan Puskesmas 
setempat.
4. Warga pondok pesantren adalah Kiai atau 
sebutan lain Pimpinan/Pengasuh, santri, 
ustad/ustazah, pekerja/karyawan serta 
pengelola.
5. UKBM merupakan salah satu wujud 
pemberdayaan masyarakat, yang tumbuh dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan 
untuk kepentingan masyarakat dalam upaya 
menanggulangi permasalahan kesehatan yang 
dihadapi dengan memanfaatkan potensi yang 
dimiliki masyarakat setempat.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren 
dan masyarakat sekitar dalam berperilaku Hidup 
Bersih dan Sehat (PHBS).
Tujuan Khusus:
1. meningkatkan pengetahuan warga pondok 
pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang 
kesehatan;
2. meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih 
dan Sehat bagi warga pondok pesantren dan 
masyarakat sekitarnya; 
3. meningkatkan peran serta aktif warga pondok 
pesantren dan warga masyarakat sekitarnya 
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan; dan
4. memenuhi layanan kesehatan dasar bagi 
warga pondok pesantren dan masyarakat 

CEGAH STUNTING DARI SEKARANG


Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.
Prevalensi stunting Indonesia berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2016 mencapai 27,5 persen. Menurut WHO, masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih dari 20 persen. Artinya, secara nasional masalah stunting di Indonesia tergolong kronis, terlebih lagi di 14 provinsi yang prevalensinya melebihi angka nasional.
Penyebab dari stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Selain itu, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting. Kondisi kebersihan yang kurang terjaga membuat tubuh harus secara ekstra melawan sumber penyakit sehingga menghambat penyerapan gizi.
Stunting dapat dicegah, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kemudian dilanjutkan dengan MPASI. Orang tua juga diharapkan membawa balitanya secara rutin ke Posyandu, memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan.(sumber:katadata.co.id)

Refreshing Kader Kesehatan/Posyandu Tahun 2019 UPTD Puskesmas Pangkalan



Pada hari Rabu, 18 SEPTEMBER 2019 Puskesmas Pangkalan  menyelenggarakan Kegiatan Refreshing Kader kesehatan yang diikuti oleh 74 kader di delapan desa, kecamatan pangkalan diwilayah kerja Puskesmas Pangkalan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan pemahaman kader pos,1ĺ
Pak,yandu balita dalam meningkatkan derajat k kesehatan.

Acara tersebut di buka oleh kepala  Puskesmas Pangkalan Ibu Hj. Wiwin Widaningsih,SKM dengan memberikan sambutan tentang pentingnya peran kader kesehatan dalam meningkatakan derajat kesehatan.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh para Narasumber diantaranya oleh Dokter H. Ahmad Roshikon, MM dengan tema OJT imunisasi kader posyandu,kemudian pemaparan materi tentang media dan teknik penyuluhan dalam pelaksanaan PHBS Rumah Tangga yang disampaikan oleh penanggungjawab program Promkes Bpk Mardani, A.Md.Kep dilanjutkan oleh Nara sumber Bidan Hj.Enur Nurpita, SST selaku penanggungjawab Program Gizi Masyarakat  yang menyampaikan materi tentang pemberian dan pembuatan makan pendamping ASI(MPASI), dan dilanjutkan dengan demonstrasi penyuluhan dan pembuatan makanan pendamping ASI(MPASI) yang dilaksanakan oleh kader kesehatan/posyandu.
Dalam pelaksanaannya para peserta sangat antusias dalam kegiatan tersebut, hal ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari kader.
Dengan kegiatan ini diharapkan para kader posyandu dapat memahami peran dan fungsinya sebagai kader di posyandu, selain itu kader-kader posyandu dapat melakukan penyuluhan secara mandiri dan bisa lebih cepat tanggap atau responsif terhadap masalah-masalah kesehatan yang ada di lingkungannya serta tertib administrasi dan dapat meningkatkan strata posyandunya.











GEBYAR GERMAS











GEBYAR GERMAS, CEGAH STUNTING DAN DEKLARASI ODF(STOP BAB SEMBARANGAN)
UPTD PUSKESMAS PANGKALAN KAB. KARAWANG

kamis, 29 agustus 2019





GERMAS - Mengatasi masalah kesehatan masih menjadi sebuah tantangan serius di Indonesia. Kini setidaknya masih ada triple burden atau tiga masalah kesehatan penting terkait pemberantasan penyakit infeksi, bertambahnya kasus penyakit tidak menular dan kemunculan kembali jenis penyakit yang seharusnya telah berhasil diatasi.
Perubahan pola hidup masyarakat yang makin modern menjadi salah satu dasar GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit menular seperti diare, tuberkulosa hingga demam berdarah dahulu menjadi kasus kesehatan yang banyak ditemui; kini telah terjadi perubahan yang ditandai pada banyaknya kasus penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker dan jantung koroner.
GERMAS adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat. Aksi GERMAS ini juga diikuti dengan memasyarakatkan perilaku hidup bersih sehat dan dukungan untuk program infrastruktur dengan basis masyarakat.
Program ini memiliki beberapa fokus seperti membangun akses untuk memenuhi kebutuhan air minum, instalasi kesehatan masyarakat serta pembangunan pemukiman yang layak huni. Ketiganya merupakan infrastruktur dasar yang menjadi pondasi dari gerakan masyarakat hidup sehat.


Gambar Keuntungan GERMAS

7 Langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


  1. Melakukan Aktivitas Fisik
  2. Makan Buah dan Sayur
  3. Tidak Merokok
  4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
  5. Melakukan Cek Kesehatan Berkala
  6. Menjaga Kebersihan Lingkungan
  7. Menggunakan Jamban

Secara umum, tujuan GERMAS adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang. Hal penting lain yang tidak boleh dilupakan dari gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat serta berkurangnya resiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit.(https://promkes.kemkes.go.id)

SEKILAS TENTANG PUSKESMAS

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).

Untuk menjamin akuntabilitas pelayanan, Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2 yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih banyak memuat tentang program puskesmas.(https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kesehatan_Masyarakat)

Kegiatan program kesehatan yang sudah dilakukan di UPTD Puskesmas Pangkalan
meliputi :
1.      Upaya Kesehatan Perorangan
Kegiatan upaya kesehatan perorangan meliputi :
þ  Pemeriksaan rutin rawat jalan di puskesmas
þ  Pemberian pelayanan gigi
þ  Pemberian Pengobatan
þ  Melaksanan pemeriksaan rutin melalui Puskesmas Keliling (Pusling)
þ  Melaksanakan kegiatan kesehatan indera penglihatan
þ  Melaksanakan kegiatan kesehatan indera pendengaran
þ  Melaksanakan kegiatan kesehatan jiwa
þ  Pelayanan laboratorium (gula darah, urine, Hb, golongan darah )
þ  Pelayanan kasus gawat darurat
þ  Penanganan kasus rujukan
þ  Pembuatan visum
þ  Pelayanan kasus gawat darurat bagi ibu melahirkan
þ  Pertolongan persalinan
2.      Upaya Bina Jaringan Pelayanan Kesehatan
Kegiatan upaya bina jaringan pelayanan kesehatan meliputi :
þ  Pembinaan Puskesmas Keliling (Pusling)
þ  Pembinaan Puskesmas Pembantu (Pustu)
þ  Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu)
þ  Pembinaan Pos Pembinaan Terpadu (Pos Bindu)
þ  Pembinaan Klinik Swasta
3.      Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan upaya kesehatan masyarakat meliputi :
þ  Kegiatan rutin seperti pemeriksaan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan dan pemeliharaan ibu menyusui dan neonatus yang dilakukan di dalam gedung maupun diluar gedung
þ  Pendataan bayi, bufas, bulin dan bumil termasuk bumil resti
þ  Pembinaan bidan desa di Puskesmas setiap hari Senin seminggu sekali
þ  Pelatihan keterampilan tekhnis bidan (LSS, APN, APK dan PI)
þ  Penyuluhan kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung
þ  Melaksanakan kegiatan posyandu
þ  Kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP)
þ  Bekerja sama dengan PLKB dalam pelayanan akseptor KB (Pil, suntik, implant, IUD, dan MOP/MOW)
þ  Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak Balita dan anak pra sekolah (TK)
þ  Pelayanan  bagi ibu yang melahirkan di puskesmas
þ  Melaksanakan kegiatan rujukan bagi kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih lanjut
þ  Pencatatan dan pelaporan kegiatan KIA / KB
þ  Pembentukan Desa Siaga
þ  Pembinaan Kesehatan Lansia
þ  Pembinaan Keluarga rawan melalui Perkesmas
þ  Pembuatan Asuhan Keperawatan
þ  Pemeriksaan Anak Sekolah Dasar dan yang sederajat
þ  Pelatihan Dokter Kecil
þ  Pembinaan Guru UKS dan Dokter Kecil
þ  Pelatihan Kader Kesehatan Remaja
þ  Pembinaan Kesehatan Remaja
þ  Pendataan sarana-sarana kesehatan lingkungan
þ  Pemeliharaan sarana-sarana kesehatan lingkungan dan rumah sehat termasuk pengambilan sampel air
þ  Membantu membuat perijinan bagi Tempat Pembuatan Makanan (TPM)
þ  Pemberian Stimulan sarana sanitasi dasar di desa Lemahmukti
þ  Pelaksanaan kegiatan Klinik Sanitasi
þ  Melaksanakan penyuluhan didalam gedung maupun diluar gedung
þ  Melaksanakan penyuluhan melalui media spanduk, poster dan papan informasi
þ  Melaksanakan pembinaan pada Pondok Pesantren (Pontren) dan peserta JPKM
þ  Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
þ  Penemuan dini penyakit baik di luar gedung maupun di dalam gedung
þ  Kegiatan pencegahan penyakit (PSN)
þ  Pemantauan KLB (Pembuatan PWS)
þ  Melaksanakan rujukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
þ  Pemeriksaan laboratorium pada kasus TB Paru
þ  Pemeriksaan dan pengobatan penyakit Kusta
þ  Pengadaan logistik obat ( OAT, Oralit )
þ  Pemeriksaan kesehatan jemaah haji serta kontrol kesehatan setelah kepulangan jemaah haji
þ  Pengelolaan vaksin di puskesmas
þ  Melaksanakan kegiatan imunisasi pada bayi dan ibu hamil
þ  Melaksanakan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
þ  Pemantauan status gizi (Gizi baik, gizi kurang, gizi buruk)
þ  Pemberian makanan tambahan pada kasus gizi buruk
þ  Pemeriksaan tinggi badan pada anak sekolah (TBAS)
þ  Melaksanakan pemberian vitamin A
þ  Melaksanakan kegiatan penimbangan balita
þ  Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI)
þ  Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
þ  Pelaksanaan kegiatan Klinik Gizi
þ  Melaksanakan kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan Gizi (SKPG)
þ  Melaksanakan kerja sama lintas sektor


Pembangunan kesehatan Indonesia adalah untuk meningkatkan kesadaran kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat bangsa dan Negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Kabupaten Karawang dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di wilayahnya tentunya tidak lepas dari Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang : “ Terwujudnya Kemandirian Masyarakat Karawang untuk Hidup Sehat”.
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang :
1.    Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2.    Meningkatkan Kwalitas Kesehatan Lingkungan.
3.    Meningkatkan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
4.    Meningkatkan Kwalitas dan Jangkauan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat.
5. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat dalam Jaminan Pelayanan Kesehatan.
Puskesmas fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya preventif dan promotif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya
            Puskesmas mempunyai 4 fungsi :
-          Sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
-          Membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan .
-          Pemberdayaan masyarakat dan keluarga di bidang kesehatan
-          Pelayanan kesehatan dasar.
UPTD Puskesmas Pangkalan sesuai dengan PERMENKES No 75 TAHUN 2014                                  melaksanakan upaya kesehatan tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangan tingkat                         pertama      dalam pasal 35 meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya                           kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana dimaksud yaitu :
·      Pelayanan promosi kesehatan
·      Pelayanan kesehatan lingkungan
·      Pelayanan kesehatan ibu anak dan keluarga berencana
·      Pelayanan gizi
·      Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yaituyang termasuk program UKS, UKGS, Lansia, ksehatan jiwa, Kesehatan mata, kesehatan mata, kesehatan olah raga dan lain lain.
UPTD Puskesmas Pangkalan berupaya untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.